Selasa, 06 April 2010

Kayu Ulin, kayu besi

Pohon Ulin
Pohon ini tercatat sebagai pohon tertinggi dan terbesar di Indonesia.
Di Kaltim disebut Pohon Kayu Ulin. Nama lain dari pohon ulin adalah pohon kayu besi. Di Kalbar sering disebut dengan nama kayu belian atau bulian. Sebenarnya, pohon ulin dengan nama latin (eusideroxylon zwageri) adalah salah satu pohon yang terkenal dari hutan Kaltim, dan juga hampir seluruh Kalimantan, dengan ciri kayunya keras dan kuat, warna gelap, dan tahan terhadap air laut.
Tinggi pohon ulin mencapai 50 m dengan diameter hingga 120 cm, dan tumbuh di dataran rendah.
Pohon tersebut agak terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar dari kayu ulin. Di bagian bawah pohon ada bagian yang berlobang.
Jenis kayu dari pohon ulin ini tidak mudah lapuk baik di air maupun daratan. Itulah sebabnya kayu ini banyak dipakai sebagai bahan bangunan khususnya untuk rumah yang didirikan di atas tanah rawa.
Sayangnya, pohon ini tidak bisa tumbuh pada semua kawasan hutan. Biasanya tumbuh pada dataran tinggi dengan tanah berpasir. Oleh karena itu, pembibitan dan pembudidayaannya agak sulit dilakukan.
Namun umumnya masyarakat di Kalbar membudidayakannya dengan biji. Dimana biji dari pohon induk disemaikan di tanah yang agak subur dan agak teduh. Setelah berumur lebih dari 3 bulan baru ditanam di sekeliling ladang mereka.
Di daerah Sangatta pedalaman harga kayu ulin 900 ribu per kubiknya. Karena masih langsung dengan para pemasok atau penebangnya langsung. Tapi apabila sudah dikota harganya sudah lebih mahal.
Kegunaannya bisa dipakai untuk bahan pembuat kapal, papan untuk dinding, balok dengan berbagai ukuran, dan ada juga yang dipakai atap rumah (disebut atap sirap).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar